Seperti Ibnu Batutah, Saya Kembali ke Kairo

Ketika saya masih sekolah di Kairo, ada satu indikator yang secara tidak tertulis menjadi penanda bahwa seorang mahasiswa Indonesia termasuk “anak orang berada”: orang tuanya bisa hadir di acara wisuda. Dalam konteks ribuan kilometer jarak dari Indonesia ke Mesir, dan ongkos perjalanan yang tidak murah, kehadiran orang tua dalam seremoni akademik itu bukan hanya bentuk kasih sayang, tapi juga simbol kekuatan finansial. Di antara banyaknya mahasiswa yang bahkan belum tentu pernah bertemu langsung dengan orang tuanya sejak pertama kali menjejakkan kaki di negeri para nabi ini, mereka yang bisa memeluk keluarganya saat kelulusan adalah pemandangan langka sekaligus mewah. Indikator lainnya juga mudah dikenali: punya kamar sendiri di rumah kontrakan, atau bahkan menyewa satu rumah untuk ditempati sendirian. Ini terdengar sepele, namun di tengah-tengah mahasiswa Indonesia di Mesir yang mayoritas hidup menghemat, tinggal sendirian di sebuah rumah tanpa patungan adalah sebuah kemewahan yang ti...

Oleh-oleh Seorang Guru

Sebuah wasiat seorang guru untuk Abu Dzar yang layak kita adopsi :1.      Perbaharuilah perahu kehidupanmu, karena duniamu teramat luas
2.      Perbanyaklah bekalmu, karena perjalanan masih sangat panjang
3.      Peringanlah bebanmu, jangan kau buat berat. Karena pendakian yang harus didaki teramat curam
4.      Belajarlah untuk ikhlaskan hati, untuk senantiasa beramal



Pesan untuk Mahasiswa yang dilepas dan Mahasiswa Baru        Percaya akan kemampuan diri sendiri
2.      Bangkitkan motivasi untuk berkarya yang produktif
3.      Ulet dan tekun demi kesuksesan
4.      Selalu bersifat optimis, karena esok harus lebih elok dan cemerlang
5.      Lakukan secara sistematis apa yang kita lakukan berbasis target


Komentar