Meja Makan Bu Febri

Ketika pertama kali bertemu Bu Febri di kantin basement kantor, Maret 2023 lalu, saya mendapati kesan bahwa ia adalah sosok yang judes, galak, dan dingin. Waktu itu Pak Ario memperkenalkan saya sebagai staf baru, dan responnya nampak biasa saja. Tidak nampak antusias, tidak nampak menyambut, biasa saja. Saat itu ia sedang menikmati menu takjil, kebetulan kami berkenalan di saat acara buka puasa bersama. Tentu saja kudapan takjil lebih menggoda dibanding berkenalan dengan staf baru ini. Setelah basa-basi pendek soal nama panggilan saya, pertanyaan pertamanya menggelegar cepat: “Lu bisa ngedit video, gak? Kalo bisa, nanti bisa bantuin Arya di Pensosbud.” Saya gak tahu jawaban apa yang ia harapkan dengan pertanyaan “bisa ngedit video”, dan saya tidak tahu siapa manusia bernama “Arya” tersebut. Apakah yang dimaksud adalah sebatas cut & trim video , atau editing sebagaimana jika ia melihat konten video Bu Retno Marsudi yang saat itu masih Menteri Luar Negeri. Waktu itu saya belum menjaw...

3 Cara Membuat Tulisan yang Memikat Pembaca


Bagaimana cara membuat tulisan yang membuat calon pembaca berkeinginan untuk membacanya, dan yang telah membacanya menjadi ketagihan untuk membaca lagi dan lagi?
 
Jika pertanyaan itu diajukan ke saya, jawabannya adalah gunakan strategi pemasaran produk. Menulis berdasarkan tujuannya bisa untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Jika menulis untuk diri sendiri, tulisan apapun itu, maka tak perlu ikuti kaidah apapun atau selera siapapun. Cukup dengan bahasa sendiri, kaidah sendiri, selera sendiri, suka-suka sendiri. Tapi ketika tulisan punya tujuan tertentu, ada target pasar, ada massa, ada publik, maka tulisan tersebut perlu disesuaikan dengan berbagai hal agar bisa diterima dengan baik. 

Bagi saya dalam menulis tulisan esai, tidak ada kewajiban untuk menulis dengan bahasa Indonesia yang kamus banget, EYD banget, dan formal banget. Kecuali jika tulisan tersebut dalam konteks tertentu yang mengharuskannya mengikuti aturan-aturan tertentu, seperti lomba menulis, makalah kuliah, esai media massa, kolom koran, jurnal ilmiah, dsb. Dalam penggunaan esai sehari-hari, bahasa sehari-hari amat sangat dianjurkan agar tidak ada sekat yang terlalu kaku antara kita sebagai penulis dengan pembaca. Anggap saja kita sedang ngobrol dengan seseorang yang sedang duduk di hadapan kita. Toh pastinya, pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima dengan bahasa dan retorika yang lebih santai dan dapat dimengerti dengan mudah oleh lawan bicara kita, bukan dengan bahasa formal dan serius.

Tulisan yang baik harus punya minimal satu dari tiga hal: Unik, Penting, dan atau Menyentuh Emosi. Saya dapat prinsip ini dari sebuah acara bedah film yang diadakan di kampus Unpad Jatinangor tahun 2013 lalu. Entah gimana ceritanya dari bahas film jadi pegangan ketika menulis, pokoknya begitulah ceritanya.

1. Unik

Unik itu berbeda dari lain. Belum ada yang bahas, tidak ada yang menuliskannya, beda cara pandang, tidak umum. Misalnya ketika semua orang membuat tulisan tentang koruptor dan betapa dirugikannya negara, maka tulisan yang muncul dengan topik kesedihan yang dialami anak seorang koruptor akan nampak menarik dan unik. Ketika ratusan orang membuat tulisan tentang kelebihan kuliah di Mesir, maka tulisan yang membahas tentang tidak enaknya kuliah di Mesir akan menjadi poin pembeda yang membuatnya menjadi unik dan lebih dilirik pembaca. 

Kata Panji Pragiwaksono, dalam berkarya jangan pernah mencoba untuk lebih baik dari yang lain, karena lebih beda lebih baik dari pada lebih baik.

2. Penting

Ada tulisan-tulisan yang tidak unik dan tidak menarik untuk dibaca, tapi karena punya nilai penting, orang tetap akan membacanya. Misalnya tulisan tentang prosedur pelaksanaan tes PCR Covid-19 bagi yang ingin melakukan perjalanan udara. Atau tulisan tentang tafsir ayat Alqur'an yang disampaikan dengan bahasa yang kaku dan hati-hati. Tulisan-tulisan semacam itu bisa jadi tidak punya poin unik untuk dibaca, tapi karena punya materi yang penting, orang akan tetap membacanya. Layaknya orang jualan beras. Tanpa embel-embel beras rasa coklat atau rasa mozarella, bahkan tanpa iklan pun, orang akan tetap membeli beras. Begitulah tulisan yang punya poin penting di dalamnya.


3. Menyentuh Emosi

Emosi itu punya makna yang luas. Bisa marah, senang, sedih, terharu, greget, dan sebagainya. Tulisan yang menyulut emosi pembaca biasanya punya daya tarik tersendiri. Misalnya ada berita tentang wisudawan terbaik di suatu kampus dengan raihan IPK tertinggi seprovinsi. Berita itu bisa jadi gak punya daya jual yang kuat untuk dibaca orang ketika mejeng di koran atau media sosial. Tapi ketika berita itu dikemas dalam tulisan "perjuangan anak tukang becak raih IPK tertinggi seprovinsi", impresinya menjadi lain ketika penulis menghadirkan sisi-sisi kisah pilunya, kisah sedihnya, perjuangannya, dan sebagainya. 

Coba perhatikan bagaimana naskah drama di televisi seperti K-Drama atau sinetron, dan bagaimana reaksi para penontonnya bisa sampai greget banget mengikuti alus ceritanya. Kondisi itu terjadi bisa jadi bukan karena ceritanya unik atau penting, tapi karena kemampuan cerita tersebut melibatkan emosi penontonnya. 

Jika tulisanmu punya satu poin saja dari tiga poin di atas, niscaya sudah punya nilai jual yang memungkinkan orang ingin membacanya, bahkan ketagihan untuk membacanya berulang kali. Apalagi jika ada tiga poin itu sekaligus dalam satu tulisan, pasti jauh lebih keren lagi,

Unik, penting, dan menyentuh emosi adalah formula yang bisa dihasilkan dari pintar-pintarnya kita mencari sudut pandang dari suatu masalah yang hendak dituliskan. Untuk menemukan tiga kekuatan ini, kita bisa melatih diri dengan mencari sebanyak mungkin sudut pandang terhadap suatu topik secara spesifik. Misalnya ketika kita punya topik "Penanganan Pandemi Covid-19", maka kita bisa membuat rincian topik itu dari sudut pandang pemerintah, ahli hukum, ahli virus, pasien terinfeksi, pemilik hotel, tenaga medis, tukang parkir pasar, mahasiswa perantauan, karyawan kena PHK, pedagang sepeda, reseller obat penambah imun, pramugari pesawat, dan sebagainya. Dari banyaknya sudut pandang itu, kita tinggal pilih, sudut mana nih yang pas buat dijadikan tulisan yang unik, penting, dan bisa melibatkan emosi pembaca. 

Selamat menulis.
 

Komentar

  1. The King Casino Online ᐈ Get 50% up to €/$100 + 50 Free Spins
    Get 50% up to €/$100 + 50 jordan 18 retro clearance Free Spins · 벳 매니아 Visit the official 더킹카지노 주소 site · Log in to your Casino Account · If 더킹카지노 회원가입 you 파라오 카지노 do not agree to the terms of the terms of the agreement,

    BalasHapus

Posting Komentar