Kelakar Tinggal di Amerika tapi Gak Mahir Berbahasa Inggris

Meski hidup berpuluh-puluh tahun di Amerika, ternyata banyak pendatang yang gak mahir berbahasa Inggris. Semangat untuk sukses di perantauan memang besar di kalangan perantau, tapi semangat untuk belajar adalah hal yang lain. Ada kalanya saya heran ketika ngobrol dengan bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah puluhan tahun tinggal di Amerika, tapi kok bahasa Inggrisnya biasa saja. Padahal eksposur terhadap bahasa Inggris sangatlah tinggi. Dari sesederhana disapa orang di jalan, slogan dan petunjuk arah di tempat umum, sampai hal-hal yang kompleks seperti ketersediaan buku, media, tontonan, sampai komunitas-komunitas akademik, semuanya serba bahasa Inggris dan sangat mungkin untuk bisa diakses. Tapi kalau dipikir-pikir, orang Indo yang tinggal di Indo berpuluh-puluh tahun pun tidak ada garansi mereka bisa mahir berbahasa Indonesia. Entah bahasa lisannya atau tulisannya, gak jarang kita temui orang-orang Indonesia yang belibet dan sulit dimengerti ketika berkomunikasi dengan bahasanya sendir

Menikahi Ramadan

doaku telah mengkhitbahmu

merindumu dalam sujud para syuhada
mencintamu dalam dzikir para ambiya
ku persunting namamu
di atas tanah lailatul qodar
di atas sayap-sayap penuh harapan
denganmu, aku ingin membawa restu
menyerahkannya pada ridwan
meminta surga untuk sebuah bulan madu
pada tubuhmu, aku berpesta
: sebotol doa, sepiring dzikir,
sesuap tadarus, segelas qiyamullail
lalu aku tumpah, lebam
dalam pangkuan nuzulul quran
aku tak ingin mentalaqmu
mencintamu adalah keabadian

2011
Puisi ini telah memenangkan Lomba Menulis Puisi Kuntum Mekar Pikiran Rakyat 2011

Komentar