Mengukur Panas Musim Panas di Amerika

Minggu ini nampaknya menjadi minggu terakhir bagi Washington DC mengalami musim panas. Cuaca panas dan lembab sudah tidak muncul lagi, bahkan minggu ini didominasi mendung dan hujan. Jauh sebelum musim panas tiba, saya selalu menebak-nebak akan sepanas apa musim panas di negeri ini. Akankah sepanas Kairo? Atau seperti Madinah? Atau mungkin sama dengan Jakarta? Saya ingat di suatu musim panas 2018 lalu, cuaca waktu itu sedang 42-44 derajat celcius di Kairo. Saat itu saya sedang menjalani ujian semester dua dari jam 10 pagi sampai 12 siang, bertepatan dengan bulan ramadan. Tepat jam 2.15 siang, saya punya jadwal kursus bahasa Inggris yang tempatnya butuh waktu 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan umum dari kampus Al-Azhar di Darrasah, menuju tempat kursus di Tagammu Khamis. Dengan tenaga tengah hari sisa-sisa ujian Azhar, bersama cuaca yang demikian panasnya, plus sedang puasa, saya berangkat ke tempat kursus dengan pertanyaan yang berulang-ulang, "batalin gak, ya? Kuat gak, ya?"

Tipologi Beragama


  1. Ekslusivisme, suatu pandangan bahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yang dipeluknya, agama lain sesat dan wajib untuk dikikisnya, baik agama atau pemeluknya dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan
  2. Inklusivisme, berpandangan bahwa diluar agama yang dipeluknya, juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang dipeliknya
  3. Pluralisme, berpandangan bahwa secara teologis, pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas niscaya, yang masing-masing berdiri sendiri, sejajar, sehingga semangat misionaris atau dakwah menjadi tidak relevan
  4. Elektivisme, sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya sendiri;
  5. Universalisme, beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama.

Komentar