Kelakar Tinggal di Amerika tapi Gak Mahir Berbahasa Inggris

Meski hidup berpuluh-puluh tahun di Amerika, ternyata banyak pendatang yang gak mahir berbahasa Inggris. Semangat untuk sukses di perantauan memang besar di kalangan perantau, tapi semangat untuk belajar adalah hal yang lain. Ada kalanya saya heran ketika ngobrol dengan bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah puluhan tahun tinggal di Amerika, tapi kok bahasa Inggrisnya biasa saja. Padahal eksposur terhadap bahasa Inggris sangatlah tinggi. Dari sesederhana disapa orang di jalan, slogan dan petunjuk arah di tempat umum, sampai hal-hal yang kompleks seperti ketersediaan buku, media, tontonan, sampai komunitas-komunitas akademik, semuanya serba bahasa Inggris dan sangat mungkin untuk bisa diakses. Tapi kalau dipikir-pikir, orang Indo yang tinggal di Indo berpuluh-puluh tahun pun tidak ada garansi mereka bisa mahir berbahasa Indonesia. Entah bahasa lisannya atau tulisannya, gak jarang kita temui orang-orang Indonesia yang belibet dan sulit dimengerti ketika berkomunikasi dengan bahasanya sendir

Tipologi Beragama


  1. Ekslusivisme, suatu pandangan bahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yang dipeluknya, agama lain sesat dan wajib untuk dikikisnya, baik agama atau pemeluknya dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan
  2. Inklusivisme, berpandangan bahwa diluar agama yang dipeluknya, juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang dipeliknya
  3. Pluralisme, berpandangan bahwa secara teologis, pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas niscaya, yang masing-masing berdiri sendiri, sejajar, sehingga semangat misionaris atau dakwah menjadi tidak relevan
  4. Elektivisme, sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya sendiri;
  5. Universalisme, beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama.

Komentar