Seperti Ibnu Batutah, Saya Kembali ke Kairo

Ketika saya masih sekolah di Kairo, ada satu indikator yang secara tidak tertulis menjadi penanda bahwa seorang mahasiswa Indonesia termasuk “anak orang berada”: orang tuanya bisa hadir di acara wisuda. Dalam konteks ribuan kilometer jarak dari Indonesia ke Mesir, dan ongkos perjalanan yang tidak murah, kehadiran orang tua dalam seremoni akademik itu bukan hanya bentuk kasih sayang, tapi juga simbol kekuatan finansial. Di antara banyaknya mahasiswa yang bahkan belum tentu pernah bertemu langsung dengan orang tuanya sejak pertama kali menjejakkan kaki di negeri para nabi ini, mereka yang bisa memeluk keluarganya saat kelulusan adalah pemandangan langka sekaligus mewah. Indikator lainnya juga mudah dikenali: punya kamar sendiri di rumah kontrakan, atau bahkan menyewa satu rumah untuk ditempati sendirian. Ini terdengar sepele, namun di tengah-tengah mahasiswa Indonesia di Mesir yang mayoritas hidup menghemat, tinggal sendirian di sebuah rumah tanpa patungan adalah sebuah kemewahan yang ti...

Distance Relationship

Image taken from here
dalam jarak, kutitipkan cinta 
pada angkot-angkot, damri, taksi, dan tukang ojeg 
perjalanan kita tercatat menyusun sejarah kita sendiri 

e
jika rindu menyergap 
aku akan menghirup namamu lalu membaca 
senyuman yang kau simpan di saku jaketku 
bahkan, aroma tubuhmu masih menyatu dalam udara malam yang tak pernah hilang 

dalam jarak, kutitipkan rindu 
pada musim-musim, angin, hujan, panas, dan debu kota 
perbincangan kita tersimpan rapi di rak-rak cakrawala 
pada senja yang tertahan kenangan 
bayangan kita masih tertinggal di tempat-tempat yang pernah kita ziarahi 

dalam jarak, kusematkan doa 
karena doa adalah satu-satunya cara agar tetap memilikimu. 

2013

Komentar