Kelakar Tinggal di Amerika tapi Gak Mahir Berbahasa Inggris

Meski hidup berpuluh-puluh tahun di Amerika, ternyata banyak pendatang yang gak mahir berbahasa Inggris. Semangat untuk sukses di perantauan memang besar di kalangan perantau, tapi semangat untuk belajar adalah hal yang lain. Ada kalanya saya heran ketika ngobrol dengan bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah puluhan tahun tinggal di Amerika, tapi kok bahasa Inggrisnya biasa saja. Padahal eksposur terhadap bahasa Inggris sangatlah tinggi. Dari sesederhana disapa orang di jalan, slogan dan petunjuk arah di tempat umum, sampai hal-hal yang kompleks seperti ketersediaan buku, media, tontonan, sampai komunitas-komunitas akademik, semuanya serba bahasa Inggris dan sangat mungkin untuk bisa diakses. Tapi kalau dipikir-pikir, orang Indo yang tinggal di Indo berpuluh-puluh tahun pun tidak ada garansi mereka bisa mahir berbahasa Indonesia. Entah bahasa lisannya atau tulisannya, gak jarang kita temui orang-orang Indonesia yang belibet dan sulit dimengerti ketika berkomunikasi dengan bahasanya sendir

Selesaikan Masalah Dengan Start Up Islami

Start Up Berbasis Islam



Panelis ketiga diisi oleh dua orang pemateri, yaitu Evilita Andriani, pendiri Ojek Syariah Indonesia (Ojesy), dan Andreas Sanjaya, pendiri iGrow Indonesia.

Pada dasarnya, start up merupakan bentuk bisnis rintisan yang baru dimulai, lebih terkesan inovatif dan menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan tertentu yang ada di masyarakat. Sebagai contoh, Ojesy hadir dan dapat diterima masyarakat atas dasar pemenuhan kebutuhan transportasi yang pekerja dan pelanggannya khusus perempuan. Jasa transportasi daring ini hadir di Sembilan kota di Indonesia, berangkat dari kekhawatiran sebagian besar perempuan jika naik ojek yang supirnya lawan jenis. 

Pada sesi pertama, Evilita memaparkan profil singkat perusahaan yang dimilikinya, mulai dari sejarah, kiprah, sampai prestasi di tingkat nasional dan internasional. Ia juga memberikan berbagai tips untuk para pemula yang hendak membangun sebuah start up. 

Beberapa tips yang disampaikannya antara lain, pentingnya membagi jenis layanan pelanggan dalam bentuk regular dan langganan (subscription). Dengan penawaran harga yang menarik, menurutnya strategi ini akan lebih mengikat pelanggan. 

Selain strategi tersebut, ia juga menekankan pentingnya memiliki bagian layanan pelanggan yang cakap dan cekat, membangun bagian pengembangan program (Program Development), melakukan pendekatan khusus terhadap pelanggan tertentu (Special Treatment), dan harus siap terjun untuk berkompetisi dengan layanan/produk bisnis lain yang serupa.

Selain itu, Evilita juga menyampaikan perlunya perusahaan untuk memiliki beberapa hal untuk menunjang kemajuan sebuah perusahaan pemula. Antara lain memiliki tujuan, visi, misi, dan target perusahaan dengan jelas (milestone), memiliki legalitas, memiliki media social untuk menggerakan pasar, dan tak kalah penting harus memiliki tim advisor yang telah berpengalaman di setiap bidang kebutuhan.

Di sesi kedua, Andreas Sanjaya mempresentasikan pentingnya berkarya melalui teknologi. Berbekal pengalamannya selama bertahun-tahun di bidang teknologi, Andreas meyakinkan para peserta simposium akan pentingnya menjadikan teknologi sebagai alat dan media perubahan, sekaligus menjadi media untuk berdakwah. 

Beberapa perusahaan rintisan pernah ia bangun meskipun pasang surut. Temanbisnis, Badr Interactive, iGrow Indonesia, iStore, adalah beberapa platform digital yang ia dirikan di bidang yang berbeda-beda. Badr Interactive, misalnya, merupakan sebuah platform pembelajaran membaca Alquran pertama asal Indonesia yang hadir di Playstore. Besarnya antusian pengguna aplikasi tersebut, telah mengantarkan Andreas pada berbagai prestasi multilevel. Aplikasi itu pun telah digunakan oleh jutaan pengguna dari seluruh dunia. Hal tersebut yang membuat ia yakin bahwa teknologi akan menjadi manfaat yang sangat besar jika diisi dengan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selain itu, Andreas juga mengembangkan iGrow Indonesia, sebuah platform yang mempertemukan investor dan petani, dengan tujuan memanfaatkan banyaknya lahan kosong yang ada di Indonesia. Usaha ini terbukti sangat membantu para petani dan dunia pertanian Indonesia.

Dalam pemaparannya, Andreas menyampaikan beberapa tips bagi para starter up pemula, yang salah satunya adalah perlunya memilki kemampuan untuk mengakses modal dan mengakses pasar. Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya mengatur napas dalam mengelola sumber daya. Perusahaan yang baru pertama kali dibangun tidak seharusnya menghabiskan seluruh sumber daya di awal, melakukan pelengkapan semaksimal mungkin di awal, karena beresiko tidak akan menemukan momentumnya.

Islamabad, 3 Maret 2018

Komentar