Khutbah Jumat - Empat Hal untuk Menggapai Kesempurnaan Puasa

Khutbah I Kesempurnaan Puasa شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْققَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Hadirin rahimakumullah Puasa adalah salah satu upaya kita untuk menggapai ketakwaan. Setelah segala upaya kita dalam menjalankan puasa, mulai dari bangun sahur, menahan lapar dan dahaga, menahan nafsu, serta mengisi puasa ini dengan berbagai kerja-kerja kebaikan, kita sangat berharap bahwa puasa kita bisa berjalan dengan sempurna. Sempurna dalam waktunya: waktu imsaknya, waktu iftarnya, hari mulainya, juga hari lebarannya. Pun sempurna dalam pelaksanaannya.  Dalam kesempatan yang baik ini, khatib ingin bicara tentang kesempurnaan puasa dari segi pelaksanaanya. Ba

Course Note: Membangun Relasi dengan Media


Perspektif Pembelajaran
  • Kehadiran internet telah mengubah praktik Hubungan Masyarakat ketika berurusan dengan media. Hal ini dikarenakan besarnya konsumer yang dilahirkan karena eksistensi media. Media konvensional yang didominasi oleh jaringan terbatas dan reporter terpecaya sudah menjadi ode lama yang semakin samar di era saat ini, sebab media saat ini terbagi secara fragmentif, menyajikan banyak argumen karena banyaknya kalangan yang disuarakan, dan dijalankan oleh karakter jurnalis yang mungkin agresif dan menyuarakan opini tertentu.
  • Humas di era modern dimulai dengan ilmu jurnalistik. Bahkan di era tahun 2000-an, ada banyak praktisi Humas yang memulai karirnya di dunia jurnalistik. Karenanya, sampai sata ini ada banyak orang yang memasuki dunia perhumasan dari bidang studi yang berbeda-beda.
Objektivitas dalam media
  • Mengamankan publikasi yang positif melalui media mendefinisikan praktik hubungan masyarakat.
  • Objektivitas adalah tujuan tradisional dari jurnalistik: keadilan dan netralitas dalam melaporkan berita.
  • Hubungan masyarakat selalu merepresentasi seorang/sebuah klien, organisasi, atau sudut pandang tertentu.
  • Prinsip dasar membangun hubungan dengan media adalah reporter menginginkan berita, baik atau buruk, sementara organisasi/perusahaan membutuhkan publikasi positif tentang citranya. Gambaran ini menjadi alasan mengapa masih ada banyak eksekutif peusahaan yang menganggap media sebagai musuh, karena media punya posisi yang bisa menguntungkan atau justru membuntungkan. 
Media cetak: media nomor satu
Di era internet, bagaimana bisa media cetak tetap nomor satu?
Koran dan majalan masih menggunakan metode rilis berita. Meskipun sirkulasinya sudah mulai menurun, tetapi koran-koran berskala besar masih punya tenaga yang luar biasa. Koran juga mendominasi pemberitaan nasional dan masih menjadi sumber rujukan bagi banyak blogger dan pengguna internet.

Media elektronik: sebuah dominasi baru
Di abad ke-21, ada banyak masyarakat dunia yang menggunakan televisi sebagai sumber utama mendapatkan berita. Saluran televisi punya potensi untuk memberitakan berbagai hal selama 24/7 terus menerus dan berulang. Menariknya, ada saluran-saluran tertentu yang menyiarkan siaran khusu tentang segmen-segmen tertentu seperti saluran tentang makanan, pakaian, cuaca, sejarah, yang memudahkan Humas perusahaan/organisasi dalam menarget grup tertentu.

Membangun relasi dengan media
Ketika berurusan dengan media, ada hal-hal yang perlu diingat dengan baik sebagai Humas di hadapan pihak media.
  • Seorang reporter tetaplan seorang reporter. Sebaik apapun informasi yang diberikan punya potensi menjadi berita buruk.
  • Kamu sebagai praktisi Humas adalah organisasi/perusahaan yang kamu representasikan.
  • Tidak ada standar reporter.
  • Perlakukan jurnalis secara profesional.
  • Jangan skeptis.
  • Jangan 'membeli' jurnalis.
  • Jadilah sumber yang terpercaya.
  • Bicaralah ketika tidak sedang 'jualan'. Di luar waktu formal, tetaplah ramah untuk menyapa dan berbasa-basi dengan jurnalis.
  • Jangan berekspektasi munculnya berita sebagai sebuah persetujuan.
  • Jangan pernah berbohong. Jika ada kelemahan yang terekspos, sampaikan sisi kelebihan yang ada. Maksimalkan kelebihan yang ada untuk diekspos agar menutupi kekurangan.
Perbedaan Iklan dan Publikasi
Ada perbedaan mendasar antara publikasi dan pengiklanan. Pengiklanan adalah sebuah pesan berbayar yang disediakan sebuah sponsor, sementara publikasi hanya membiayai waktu staff/pegawai dan usaha yang dilakukan sekitar 10% dari biaya pasang iklan. Pengiklanan memungkinkan si pengiklan untuk mengontrol ukuran, konten, lokasi, target capaian, dan frekuensi tertentu. Sementara publikasi tidak bisa mengontrol tapi jauh lebih kredibel daripada iklan.
Nilai Publikasi
  • Publikasi punya banyak manfaat bagi sebuah organisasi/perusahaan. Antara lain:
  • Pengumuman produk/jasa terbaru.
  • Memperbaharui sebuah produk lama.
  • Menjelaskan sebuah produk yang rumit.
  • Proyek dengan anggaran yang sedikit bahkan tidak sama sekali.
  • Meningkatkna reputasi perusahaan.
  • Merespon krisis tertentu yang dihadapi perusahaan.
Strategi mendapatkan publikasi
  • Kenali deadline.
  • Umumnya, gunakan tulisan.
  • Lakukan rilis secara langsung ke orang tertentu di media/editor.
  • Pertimbangkan dengan matang bagaimana cara terbaik untuk menghubungi repoter.
  • Gunakan ekslusifitas dengan hati-hati.
  • Jangan pernah mengirim cerita/pengalaman tentang klien di konten media rilis.
  • Kembangkan sebuah hubungan yang hangat dengan media.
  • Jangan pernah berbohong.
  • Khusus untuk publikasi daring, persiapkan dengan matang sebuah rilis berita dengan headline menarik, berisi pengumuman yang jelas, sertakan link, newsletters, promosi, events, dll.
Interview dengan Media
  • Salah satu tugas utama bagi seorang Humas profesional adalah mengoordinasikan sebuah interview dengan media bersama eksekutif/top management.
  • Lakukan persiapan yang matang.
  • Ketahui dengan pasti apa saja yang harus dan tidak harus disampaikan.
  • Santai.
  • Bicaralah dengan kosa kata yang personal.
  • Menyambut hangat setiap pertanyaan, meskipun pertanyaan yang naif.
  • Jawab pertanyaan dengan lugas dan langsung ke poin.
  • Utarakan fakta.
  • Jangan menggertak.
  • Tidak ada yang namanya "di luar kendali","off the record", "nanti disampaikan di luar forum".
  • Jangan bilang "no comment".
  • Katakan yang sebenarnya.

Komentar