Khutbah Jumat - Lima Tingkatan Balasan Amal Manusia

Khutbah I Puncak dari keistimewaan seorang hamba dalam melakukan suatu pekerjaan adalah ketika amal/pekerjaan itu diniatkan hanya untuk Allah Swt. Akan tetapi dalam perjalanannya, mencapai tingkatan itu tidak selalu mudah bagi setiap orang. Karenanya para ulama banyak membolehkan jika ada di antara kita yang melakukan suatu pekerjaan, atau suatu amal, dengan mengharapkan pahala atau balasan yang Allah janjikan.  Ada banyak ayat dan hadis yang menunjukkan bentuk dan tingkatan balasan bagi amal yang dilakukan seorang hamba. Rasulullah saw. sendiri dalam salah satu hadisnya menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut. Antara lain dalam hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani: الْأَعْمَالُ خَمْسَةٌ: فَعَمَلٌ بِمِثْلِهِ، وَعَمَلٌ مُوجِبٌ، وَعَمَلٌ بِعَشْرَةٍ، وَعَمَلٌ بِسُبْعُ مِائَةٍ، وَعَمَلٌ لَا يَعْلَمُ ثَوَابَ عَامِلِهِ إِلَّا اللَّهُ   “(Balasan) bagi amal-amalan/pekerjaan itu ada lima (tingkatan). Ada amal yang dibalas dengan yang semisalnya, ada amal yang mewajibkan, ada amal yang d

Refleksi Modul 1.4 Budaya Positif


Modul 1.4 mengenai Budaya positif yang harus diterapkan di lingkungan sekolah. Berawal dari gurunya sendiri yang punya energi positif untuk membangun budaya positif, modul ini punya semangat yang bagus untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk siswa dan warga sekolah secara umum.

Modul 1.4 merupakan modul yang berisi tentang bagaimana membangun budaya positif di sekolah. Sekolah dituntut untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman agar para siswa bisa melakukan aktivitas belajar, berpikir, bertindak, mencipta, dan berkreativitas secara optimal secara mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab. 

Salah satu hal yang menjadi fokus sorotan dalam modul ini adalah soal relasi kontrol guru terhadap murid dalam rangka menegakkan kedisiplinan. Dr. William Glasser dalam karyanya Control Theory mengatakan bahwa guru punya ilusi mampu mengontrol murid, seolah-olah semua penguatan positif yang diberikan akan berpengaruh secara efektif dan bermanfaat. Penguatan positif atau bujukan dalam rangka mengontrol merupakan ilusi relasi kuasa bagi orang dewasa yang merasa bisa memaksa orang yang lebih muda darinya untuk melakukan sesuatu.

Pada Modul 1.4 ini, para CGP juga belajar tentang Kebutuhan Dasar Manusia untuk bisa bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power). Ketika seorang siswa melakukan suatu hal yang dinilai bertentangan dengan aturan atau nilai tertentu yang berlaku, bisa dibilang bahwa siswa tersebut tengah gagal memenuhi kebutuhan dasarnya.

Seandainya ia tidak bisa mendapatkan kebutuhan dasarnya dengan cara positif, maka ia akan berusaha mendapatkan pemenuhan itu dengan cara negatif. Misalnya dengan cara mengatur siswa lain dalam keseharian (bermain bola, bermain kelompok, dll.), atau bahkan menyakiti siswa lain baik secara verbal maupun fisik. 

Dr. William melalui teori yangs ama juga mengutarakan konsep lima posisi kontrol sebagai seorang guru. Kelima posisi kontrol itu adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau), dan Manajer. Seorang guru di sekolah ada pada posisi seorang Monitor dan Manajer.

Materi lainnya yang terdapat dalam Modul 1.4 adalah tentang Segitiga Restitusi. Restitusi adalah usaha untuk menebus kesalahan, akan tetapi sebaiknya merupakan inisiatif murni dari siswa yang melakukan kesalahan.

Proses perbaikan akan terjadi secara natural jika keinginan untuk memperbaiki datang sendiri dari siswa dan ia merasa menyesal/bersalah atas kekeliruannya. Fokus dalam bagian ini tidak hanya soal mengurangi kerugian pada korban, tapi juga bagaimana menjadi orang yang lebih baik lagi ke depannya. 

Modul 1.4 sangat bermanfaat bagi para guru untuk mengetahui bagaimana seharusnya budaya positif dibangun dan dihadirkan di lingkungan sekolah. Karena melalui modul ini, kita jadi tahu bahwa budaya positif punya kontribusi yang besar dalam membentuk karakter baik bagi siswa dan warga sekolah lainnya.


Komentar