Kelakar Tinggal di Amerika tapi Gak Mahir Berbahasa Inggris

Meski hidup berpuluh-puluh tahun di Amerika, ternyata banyak pendatang yang gak mahir berbahasa Inggris. Semangat untuk sukses di perantauan memang besar di kalangan perantau, tapi semangat untuk belajar adalah hal yang lain. Ada kalanya saya heran ketika ngobrol dengan bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah puluhan tahun tinggal di Amerika, tapi kok bahasa Inggrisnya biasa saja. Padahal eksposur terhadap bahasa Inggris sangatlah tinggi. Dari sesederhana disapa orang di jalan, slogan dan petunjuk arah di tempat umum, sampai hal-hal yang kompleks seperti ketersediaan buku, media, tontonan, sampai komunitas-komunitas akademik, semuanya serba bahasa Inggris dan sangat mungkin untuk bisa diakses. Tapi kalau dipikir-pikir, orang Indo yang tinggal di Indo berpuluh-puluh tahun pun tidak ada garansi mereka bisa mahir berbahasa Indonesia. Entah bahasa lisannya atau tulisannya, gak jarang kita temui orang-orang Indonesia yang belibet dan sulit dimengerti ketika berkomunikasi dengan bahasanya sendir

Menjembatani Hari Ini dan Lima Tahun Lalu


Saya ingin mengutip kalimat yang ditulis Jati, teman saya, di salah satu cerita Instagramnya beberapa waktu lalu, bahwa barangkali jika saya ditanya apa bedanya hari ini dan lima tahun lalu, perubahannya mungkin tidak besar. Hari ini dan lima tahun lalu tidak ada bedanya jika diukur dari apakah sudah punya rumah atau belum, punya mobil atau belum, punya tabungan yang signifikan atau belum. Tapi barangkali, hari ini dibanding lima tahun lalu, saya yang hari ini sudah lebih terbiasa mendengar cerita orang-orang bepergian lintas negara, melihat orang-orang datang dan pergi ke negeri terjauh dengan private jet-nya, orang-orang membeli barang mahal sudah seperti kacang goreng, orang-orang bersekolah di tempat yang berkualitas, orang-orang membicarakan vila mereka di pulau yang berbeda, termasuk mendengarkan ulasan kepiting bakar mana yang paling enak di benua yang berbeda-beda.

Putar balik lima tahun lalu, Agustus 2019 saya sedang berada di tanah haram dan sedang senang-senangnya berdoa apa saja. Si saya yang hari ini jadi kembali mengingat-ngingat, saya di lima tahun lalu itu sedang ngapain aja dan berdoa apa saja di tanah haram. Apakah yang terjadi hari ini adalah perbedaan yang saya harapkan di lima tahun lalu? Apakah akan ada perubahan signifikan pada hari ini jika saya melakukan sesuatu di lima tahun lalu? 

Jawaban yang paling jelas untuk pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah satu, bahwa lingkungan saya hari ini tidak lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Lingkungan saya hari ini membuat saya menjadi beranggapan bahwa apa yang selama ini terdengar jauh sekali, sekarang menjadi hal yang biasa saja, bahkan rasanya sangat wajar dan sangat mungkin suatu hari saya pun akan mengalami pengalaman serupa. Saya tidak tahu apakah perubahan cara pandang ini akan membawa pengaruh signifikan bagi hidup saya ke depannya, namun saya menaruh keyakinan pada hal itu. Setidaknya, seperti kata Oprah, satu-satunya hal yang bisa kita kontrol dalam hidup kita akan pikiran kita sendiri. Dan pikiran selalu menjadi akar bagaimana suatu tindakan dilakukan, bagaimana suatu hasil bisa ditelurkan.

Beruntungnya lagi, saya bekerja di kantor yang sangat sering dikunjungi orang-orang penting di tanah air. Para menteri, kepala daerah, kepala partai, juga selebriti yang sering kali mondar-mandir di layar digital, kini mondar-mandirnya di depan mata, sehingga saya bisa melihat dan mendengar lebih jelas bagaimana kehidupan mereka di depan dan di belakang layar. Pejabat mana yang betulan ramah sebagaimana digambarkan media, dan pejabat mana yang hanya tersenyum ketika kamera menyala. Begitupun dengan  selebriti yang di media punya imaji saleh dan idola, ternyata saya harus menghadapi permakluman bahwa hidup mereka tidak selalu sesuai postingannya. 

Lagi-lagi, ini menjadi jawaban atas pertanyaan apa bedanya saya hari ini dan beberapa tahun lalu. Jika dalam pepatah Arab dibilang bahwa kita adalah anak dari lingkungan tempat kita tinggal, maka pepatah itu ada benarnya. Lingkungan memberi banyak pengaruh pada bagaimana kita (baca: saya) bersikap, bertindak, mengambil keputusan, melaksanakan tugas, termasuk membuat proyeksi apakah suatu rencana  akan tercapai atau tidak.

Pertanyaannya, apa yang akan membedakan saya dari hari ini dan lima tahun ke depan?

Rabu, 23/08/2023.

Komentar