Ketika saya masih sekolah di Kairo, ada satu indikator yang secara tidak tertulis menjadi penanda bahwa seorang mahasiswa Indonesia termasuk “anak orang berada”: orang tuanya bisa hadir di acara wisuda. Dalam konteks ribuan kilometer jarak dari Indonesia ke Mesir, dan ongkos perjalanan yang tidak murah, kehadiran orang tua dalam seremoni akademik itu bukan hanya bentuk kasih sayang, tapi juga simbol kekuatan finansial. Di antara banyaknya mahasiswa yang bahkan belum tentu pernah bertemu langsung dengan orang tuanya sejak pertama kali menjejakkan kaki di negeri para nabi ini, mereka yang bisa memeluk keluarganya saat kelulusan adalah pemandangan langka sekaligus mewah. Indikator lainnya juga mudah dikenali: punya kamar sendiri di rumah kontrakan, atau bahkan menyewa satu rumah untuk ditempati sendirian. Ini terdengar sepele, namun di tengah-tengah mahasiswa Indonesia di Mesir yang mayoritas hidup menghemat, tinggal sendirian di sebuah rumah tanpa patungan adalah sebuah kemewahan yang ti...
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terimakasih banyk ust, tulisan nya bagus..
BalasHapusMf yh,, aq share tulisan ust, tdk izin dulu.
Terima kasih Dewi sudah berkunjung, doakan ya biar istikomah nulisnya hehe
HapusAku suka blog ust, n tulisan nya enak dipahami, tdk monoton, biarpun banyak tp nggk bosen bacanya.
BalasHapusAfwan ustadz minta izin saya pakai tulisannya bahan diskusi saya dikampus
BalasHapussalam kenal ust
BalasHapusKereeen bgt ustadznaaa tulisan2nya...
BalasHapus