Seperti Ibnu Batutah, Saya Kembali ke Kairo

Ketika saya masih sekolah di Kairo, ada satu indikator yang secara tidak tertulis menjadi penanda bahwa seorang mahasiswa Indonesia termasuk “anak orang berada”: orang tuanya bisa hadir di acara wisuda. Dalam konteks ribuan kilometer jarak dari Indonesia ke Mesir, dan ongkos perjalanan yang tidak murah, kehadiran orang tua dalam seremoni akademik itu bukan hanya bentuk kasih sayang, tapi juga simbol kekuatan finansial. Di antara banyaknya mahasiswa yang bahkan belum tentu pernah bertemu langsung dengan orang tuanya sejak pertama kali menjejakkan kaki di negeri para nabi ini, mereka yang bisa memeluk keluarganya saat kelulusan adalah pemandangan langka sekaligus mewah. Indikator lainnya juga mudah dikenali: punya kamar sendiri di rumah kontrakan, atau bahkan menyewa satu rumah untuk ditempati sendirian. Ini terdengar sepele, namun di tengah-tengah mahasiswa Indonesia di Mesir yang mayoritas hidup menghemat, tinggal sendirian di sebuah rumah tanpa patungan adalah sebuah kemewahan yang ti...

Hobby and Passionate


Siapa yang tak kenal dengan hobi. Setiap orang punya hobi, sekalipun masih saja ada yang berpikir terlebih dahulu ketika ditanya tentang hobinya. Hobi biasanya menggambarkan tentang aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan seseorang, terutama di waktu senggang, dengan kesadaran sendiri dan dilakukan dengan senang hati. Olah raga misalnya, jalan-jalan, menulis, melukis, memasak, membaca, nonton, koleksi barang antik, dan lain-lain. Hobi memang selalu menyenangkan. Maka tak jarang, jika diberikan pilihan antara pekerjaan pokok dan melakukan hobi, tak sedikit yang lebih memilih hobi.
Terkadang, hobi mampu mengalahkan banyak hal pokok dalam hidup banyak orang. Ada yang rela bolos kuliah demi pertunjukan teater, ada yang menghabiskan uang bulanan demi film new release, ada yang menghabiskan separuh hidupnya hanya untuk berburu benda antik, ada yang menghabiskan waktunya di organisasi dari pada duduk di bangku kelas, ada juga yang begadang hanya untuk menyelesaikan draf tulisannya. Karakter dan ketertarikan seseorang mengenai suatu hal dapat tertuang sepenuhnya dalam hobi. Karenanya, hobi memiliki posisi yang strategis dalam menentukan karakter seseorang. Misalnya, seseorang yang menggeluti dunia olah raga, akan merasa tertuntut untuk rutin berolah raga, menjaga pola makan, dan lain sebagainya. Atau yang hobi memasak, menjadi lebih teliti dalam segala hal karena ketelitiannya dalam mengkombinasikan rasa. Meskipun hanya sebatas aktivitas di waktu senggang, hobi mampu memberikan banyak pengaruh bagi pelakunya.

Hobi  dan passion adalah dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Banyak orang yang semangat dengan pekerjaannya, karena hobi yang menjadi salah satu faktornya. Ada pula yang tidak betah dengan pekerjaannya, karena tidak sesuai dengan minat hatinya. Atau ada yang terpaksa melakukannya, karena iming-iming uang yang didapat. Banyak orang yang berharap memiliki pekerjaan sesuai dengan hobinya. Dengan begitu, pekerjaan itu akan dilakukan dengan senang hati, sekalipun dengan beban kerja yang berat. Jika sudah senang, sudah cinta, apapun akan terasa ringan dan menyenangkan untuk dilakukan.
Dalam KBBI, hobi hanya diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan di waktu senggang saja, bukan pekerjaan utama. Padahal, banyak pula seniman yang bekerja sekaligus melakukan hobi. Memang sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan hobi, karena tidak semua pekerjaan termasuk hobi. Mana mungkin menjadi pejabat pemerintahan itu hobi, atau menjadi costumer service adalah hobi. Hobi dan pekerjaan menjadi kaitan penting yang perlu diperhatikan pula. Buktinya, banyak orang yang secara sadar mengatur waktunya antara pekerjaan dan hobi. Dee dalam Perahu Kertas-nya menyebutkan, “aku yakin, suatu saat, apa yang sekarang kamu bilang hobi, akhirnya bisa jadi profesiku yang baru. Barangkali uangnya nggak banyak, tapi aku gak peduli”.
Awal-awal duduk di bangku kuliah, ayahku selalu menasehati untuk tidak memikirkan akan kerja apa kelak. Nasehat itu juga telah berlaku untuk kakak-kakakku yang lain, yang sudah lebih dulu mengenyam bangku pendidikan, dan sudah punya pekerjaan tetap. Katanya, pelajari apapun yang sekarang menarik dan senang mempelajarinya, perdalam, nanti pekerjaan yang akan datang sendiri. Kukira, nasehat itu juga bisa diadopsi oleh banyak orang. Menjalani apa yang diminati hari ini sama artinya dengan mensyukuri apa yang Allah suguhkan hari ini. Hari esok, ada cerita lain yang sudah disiapkan Allah.

Komentar